Samallo adalah nama kompleks rumah sakit tempat karantina bagi pengidap TBC. Letaknya sekitar 100 meter di barat daya Lapangan Karang. Sebutan Samallo diambil dari nama seorang dokter Belanda, yaitu Dr. L. G. J. Samallo. Dr. Samallo adalah pimpinan sebuah rumah sakit (kini Rumah Sakit Bethesda) yang menjabat di tahun 1942-1949.
Semula, kawasan Samallo ini cukup ideal, karena jauh dari permukiman penduduk. Meski begitu, masyarakat Kotagede tetap was-was ketika melintasi Samallo. Mereka takut, penyakit TBC akan menular pada dirinya. Dahulu, sekitar 1960 -1980an, anak-anak yang menuju ataupun pulang setelah mandi di Sungai Gajahwong, ketika melintasi kawasan Samallo akan adu lari sekencang-kencangnya, sambil menutupi hidung dan mulut dengan ujung baju. Mereka takut ketularan penyakit TBC. Penjaja makanan keliling yang mampir melayani pembeli di Samallo, bakalan tidak laku ketika masuk Kampung Prenggan. Masyarakat takut membeli makanan yang sudah dijajakan di Samallo.
Ketika permukiman penduduk sudah padat, mestinya Samallo bukan tempat ideal lagi bagi perawatan penderita TBC. Namun ternyata, kini masyarakat sudah mulai abai. Bahkan, ada beberapa warga Kotagede memeriksakan kesehatannya di Samallo, ketika di Puskesmas Kotagede antrinya panjang. (Erwito Wibowo, Hamid Nuri, Agung Hartadi: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)
No comments:
Post a Comment