Tuesday, September 13, 2011

TOPONIM KOTAGEDE KAMPUNG CELENAN



Kampung Celenan berada sekitar 350 meter di barat daya Pasar Kotagede. Nama Celenan diambil dari nama Kiai Cilen, yaitu seorang tokoh berpengaruh di zaman Mataram. Kiai Cilen pernah tinggal di tempat ini, dan keberadaan makam Kiai Cilen bisa ditemukan di Kuburan Semoyan. 
  Kampung Celenan terkenal dengan rumah-rumah milik para saudagar dan raja dagang yang berjaya di awal abad kedua puluh. Bangunannya merupakan perpaduan budaya Jawa-Eropa. Ketika di Eropa muncul trend bangunan  Neo-Barok maupun Art Deco, masyarakat kaya di Kotagede juga memilih trend bangunan tersebut.         
            Beberapa ciri bangunan tersebut antara lain, berupa pilar besar, relung dan ornamen kaca patri bermotif geometris, dengan dinding tinggi, demikian pula pintu dan jendela-jendelanya, sebagaimana rumah Den Surat (kini rumah milik Rudi Pesik), Haji Bakar, Dr. Rasyidi, dan Rojikan.
            Di Kampung Celenan masih terselip satu bangunan unik yakni langgar dhuwur, yang berarti tempat ibadah yang ditinggikan. Bangunan ini adalah sisa peninggalan masuknya arsitektur Islam dalam langgam rumah tradisional Jawa. Langgar dhuwur ini milik keluarga Dalhar Anwar (alm) yang berfungsi sebagai tempat menjalankan ibadah agama Islam untuk keluarga maupun lingkungan terbatas. Untuk memenuhi fungsi sakral tersebut, dalam tatanan rumah, langgar dhuwur terletak di depan-barat. Titik ini adalah sebuah tempat yang paling terhormat dan suci, karena ada di depan dan pada arah kiblat. (ERWITO WIBOWO, HAMID NURI, AGUNG HARTADI: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)

No comments:

Post a Comment