Kampung Jagalan terletak sekitar 500 meter di sebelah barat Pasar Kotagede. Nama Jagalan konon diambil dari profesi warga yang tinggal di kampung ini, yaitu sebagai abdi dalem jagal, yang tugasnya memenuhi kebutuhan daging bagi kerajaan Mataram. Tokoh utamanya Kampung Jagalan di masa lalu adalah Jagal Abilawa, yang nama lengkapnya adalah Kanjeng Mas Tumenggung Joyo Sugoto. Ketika meninggal, Jagal Abilowo dimakamkan di Makam Jagalan. Di akhir tahun 70-an, Makam Jagalan dibongkar. Tanah bekas Makam Jagalan tersebut sekarang menjadi Kompleks Kantor Kelurahan Jagalan dan Masjid Al Huda.
Karakteristik wilayah Kampung Jagalan merupakan kawasan pusaka bersejarah. Wilayah permukiman tradisional dengan tingkat kepadatan tinggi, terdapat beberapa rumah pusaka dengan corak kampung, limasan, joglo dan rumah kalang. Karakteristik lorong-lorong yang dibentuk oleh masa lalu, yang unik, otentik, memikat, dan pantas untuk dilestarikan dan didayagunakan, sehingga mampu menjadi daya tarik wisata budaya.
Selain itu, mata pencaharian penduduk yang mengembangkan industri rumah tangga di bidang kerajinan perak, emas, kuningan, bordir serta kuliner khas semacam semar mendem, lumpia, risoles, bika ambon, klepon, pukis, atau legamara, ikut memperkaya keunikan yang menjadi daya tarik kampung ini. Di bidang kesenian, Kampung Jagalan memiliki banyak kelompok orkes keroncong, karawitan dan shalawatan. (ERWITO WIBOWO, HAMID NURI, AGUNG HARTADI: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)
No comments:
Post a Comment