KAMPUNG DALEM terletak sekitar 400 meter di selatan Pasar Kotagede. Kampung ini berada di bekas benteng cepuri Keraton Mataram Islam. Keraton ini dahulu dikelilingi oleh jagang atau parit yang dalam. Sehingga dari tiga sisi (barat, selatan, dan timur), di KAMPUNG DALEM ini nampak topografi tanah yang menurun. Hanya dari sisi utara yang kondisinya tidak curam, karena di sebelah utara keraton adalah alun-alun.
KAMPUNG DALEM adalah kampung yang dikepung oleh situs sejarah. Boleh dikata, setiap jengkal tanah di KAMPUNG DALEM bernilai sejarah. Coba kita jejaki KAMPUNG DALEM jengkal demi jengkal. Di jengkal utara, kita menemukan situs Benteng Jebolan Raden Rangga. Di jengkal timur, nampak berserakan batu-batu putih sisa-sisa benteng cepuri Keraton Mataram. Sedang di jengkal selatan, kita dapati situs Bokong Semar maupun Makam Nyai Melati. Dan di jantung KAMPUNG DALEM, kita jumpai Kompleks Watu Gilang dan Kompleks Makam Hastarengga.
KAMPUNG DALEM adalah kampung yang dikepung oleh situs sejarah. Boleh dikata, setiap jengkal tanah di KAMPUNG DALEM bernilai sejarah. Coba kita jejaki KAMPUNG DALEM jengkal demi jengkal. Di jengkal utara, kita menemukan situs Benteng Jebolan Raden Rangga. Di jengkal timur, nampak berserakan batu-batu putih sisa-sisa benteng cepuri Keraton Mataram. Sedang di jengkal selatan, kita dapati situs Bokong Semar maupun Makam Nyai Melati. Dan di jantung KAMPUNG DALEM, kita jumpai Kompleks Watu Gilang dan Kompleks Makam Hastarengga.
Di Kompleks Watu Gilang, kita bisa menemukan jejak berharga dari zaman Mataram Islam semasa masih dipimpin Panembahan Senopati. Jejak tersebut di antaranya situs Watu Gatheng, Watu Genthong, dan Watu Gilang. Watu Gilang adalah batu pipih tempat duduk Panembahan Senopati melakukan semedi (bertapa) dan menerima nasehat dari lintang johar. Sayang sekali, situs Watu Gilang tersebut sekarang secara fisik sudah dirusak tangan-tangan jahil bangsa Eropa. Kalimat-kalimat misterius dari bahasa Latin, Perancis, Italia, dan Belanda yang dipahat di situs Watu Gilang, telah mengurangi kesakralan situs yang amat dihormati warga Kotagede tersebut.
Tanah di KAMPUNG DALEM adalah tanah yang dipilih Ki Ageng Pemanahan. Tentu saja, Ki Ageng Pemanahan memiliki perhitungan yang matang, mengapa memilih tanah di kampung ini sebagai tempat Keraton Mataram Islam berada.
Yang menarik di KAMPUNG DALEM adalah siti sangar, yaitu area tanah bekas kompleks bangunan Keraton Mataram Islam berada. Begitu sakralnya tanah ini, sehingga tidak ada yang berani memakai tanah tersebut. Mungkin disebabkan oleh rasa hormat, mungkin juga takut kualat atau celaka. Namun, sikap hormat dan takut kualat tersebut telah menyelamatkan keberadaan situs bekas Keraton Mataram tersebut hingga dibangunnya Makam Hastarengga.
Kini, meski budaya global sudah membaur di KAMPUNG DALEM, termasuk juga hadirnya investor dari Belgia yang memproduksi ‘Coklat Monggo’, namun keberadaan mereka tidak mengurangi nuansa sakral, magis dan wingit di tanah yang telah dipilih Ki Ageng Pemanahan ini. (ERWITO WIBOWO, HAMID NURI, AGUNG HARTADI: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)
No comments:
Post a Comment