Wednesday, August 24, 2011

TOPONIM KOTAGEDE KAMPUNG BOHAREN

KAMPUNG  BOHAREN terletak sekitar 200 meter di timur Pasar Kotagede. Kampung ini berbatasan dengan Kampung Selokraman di sebelah selatan, dan dengan Kampung Dolahan di sebelah utara. Nama Boharen sendiri dipakai karena di kampung ini pernah tinggal Kyai Bukhari, seorang alim ulama yang khusus mengkaji hadis-hadis Bukhari bersama murid-muridnya. Karena ditempati dan diisi aktivitas oleh Kyai Bukhari, kampung tersebut dikenal masyarakat sebagai Bukharian. Ada upaya memudahkan pengucapan dari Bukharian, lalu Bukharen, kemudian masyarakat menyederhanakan penyebutannya menjadi Boharen.

    Tahun 1950 an, KAMPUNG BOHAREN juga dikenal dengan pohon jambu air berwarna putih. Pohon jambu tersebut tumbuh di halaman rumah-rumah para penduduk. Dahulu, banyak orang dari luar Kampung Boharen meminta jambu air tersebut. Mereka menyebutnya Jambu mBaren, karena berasal dari KAMPUNG BOHAREN. Jambu mBaren dipercaya masyarakat memiliki khasiat sebagai obat penyembuh. Orang sakit batuk, pilek, masuk angin maupun penyakit sepele lainnya, mampu disembuhkan dengan makan Jambu mBaren. Menurut penuturan orang tua dahulu, pohon jambu mBaren yang masih kecil memerlukan perawatan khusus, yaitu harus sering disirami dengan satu bathok jamu parem.
   
    Di KAMPUNG BOHAREN juga bisa dijumpai satu di antara dua langgar dhuwur yang masih ada di Kotagede. Langgar dhuwur tersebut dibangun di masa saudagar Muksin bin Mukmin, pemilik rumah tersebut. Karena waktu itu baru ada satu tempat ibadah di Kotagede yaitu Masjid Gede Mataram Kotagede, sehingga untuk melakukan shalat sunat yang sifatnya pribadi, sebuah keluarga perlu membangun tempat shalat, kali ini berupa langgar dhuwur. Di bawah langgar dhuwur sering dimanfaatkan masyarakat untuk berjualan aneka penganan. Letaknya sangat strategis. Anak-anak suka jajan minuman rujak ceplus dan pecel bombrong di tempat tersebut.

    Di tahun 2010, di kampung ini, tepatnya di Langgar Dhuwur tempat kediaman  Achmad Charris Zubair, juga menjadi salah satu lokasi pengambilan gambar film “Sang Pencerah”, arahan sutradara muda Hanung Bramantyo. (ERWITO WIBOWO, HAMID NURI, AGUNG HARTADI: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)

No comments:

Post a Comment