Wednesday, August 10, 2011

TOPONIM KOTAGEDE SITUS NGEJAMAN

Situs Ngejaman terletak hanya beberapa meter di barat laut PASAR KOTAGEDE Jogja. Tempat ini disebut Ngejaman karena terdapat sebuah tugu prasasti yang dilengkapi jam penunjuk waktu. Sebagai sebuah tetenger, Tugu Ngejaman ini terlihat kurang menonjol. Selain dimensi fisiknya tidak terlalu besar, penempatannya pun kini menempel pada dinding rumah warga. Tugu Ngejaman merupakan hadiah dari Kasunanan Surakarta Hadiningrat era Paku Buwana X.
Buat sebagian masyarakat Kotagede, kawasan Ngejaman ini tak jarang digunakan sebagai tempat kencan. “Tak enteni neng Ngejaman,” adalah kalimat yang lazim diucapkan untuk janjian ketemu di Ngejaman. Sedangkan buat para kusir ANDHONG, karena kebutuhan fungsional, pagar besi pada Tugu Ngejaman tersebut sering dipergunakan untuk menambatkan tali kekang kuda. Di depan Tugu Ngejaman, sambil memberi makan dan minum kuda, para kusir menunggu penumpang, yaitu para bakul Kotagede yang berjualan di PASAR BERINGHARJO.
ANDHONG hanya dijumpai di kota-kota besar bekas kerajaan Jawa. Berbeda dengan dokar yang bisa tersebar di kota-kota kabupaten hingga kecamatan. Oleh karena itu pula ANDHONG banyak dijumpai di Kotagede yang merupakan bekas kota Keraton Mataram, dan sekaligus juga bagian dari Kota Yogyakarta. ANDHONG-ANDHONG  ini biasanya milik warga di timur dan selatan Kotagede. Di antaranya Manggisan, Banjardadap, Karang Singosaren, Sareman, Grojogan, dan Plered.
Ketika diadakan penataan kawasan Tugu Ngejaman di tahun 2009, makhutho atau mahkota sebagai simbol kekuasaan Kasunanan Surakarta yang ada inisialnya PB X, hilang dicuri orang yang tidak bertanggungjawab. Sampai saat ini belum ada upaya mengembalikan makhutho yang hilang tersebut, meski berbentuk replika sekalipun ke tempat semula. (EWITO WIBOWO, HAMID NURI, AGUNG HARTADI: TOPONIM KOTAGEDE, 2011)

No comments:

Post a Comment